Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Perang Dagang AS-China
Perang Dagang AS-China Bisa Berlangsung Lama
2018-03-28 11:15:53
 

Ilustrasi. Presiden Amerka Serikat Donald Trump dan Presiden Cina, Xi Jinping.(Foto: twitter)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Perang dagang yang dinyatakan Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump kepada China bisa berlangsung lama, karena AS sangat protektif dan sedang mengalami peningkatan defisit perdagangan atas China. Perang dagang ini berdampak pula kinerja perdagangan Indonesia.

"Jika kita lihat konteksnya sebagai aksi proteksi terhadap defisit perdagangan, maka ini bisa berlangsung cukup lama. AS sedang berusaha mengamankan kepentingan domestiknya. AS tak segan-segan membidik negara-negara yang bisa merugikan kepentingan nasionalnya," kata Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan yang diwawancarai secara eksklusif lewat sambungan telepon, Selasa (27/3).

Heri mengungkapkan, pada 2017, ekspor barang dan jasa AS ke China naik menjadi 186,6 miliar dolar AS. Angka itu naik 9,8 persen dari tahun sebelumnya. Impor dari China sebesar 524 miliar dolar AS, naik 9,3 persen. Artinya, ada defisit pada sisi AS sebesar 337,2 miliar dolar AS. Angka defisit itu naik pesat dibandingkan dengan tahun 1999 yang hanya sebesar 67,4 miliar dolar AS. Trump menyatakan bahwa defisit perdagangan AS atas Cina merupakan sebuah kelemahan.

Buntutnya, sambung politikus Partai Gerindra ini, AS menerapkan tarif perdagangan senilai 60 miliar dolar AS bagi seluruh barang Cina yang masuk ke negaranya. China kemudian membalasnya dengan menerapkan tarif sebesar 3 miliar dolar AS atas impor baja dan aluminium asal AS. China juga akan menerapkan tarif tambahan 15 persen terhadap produk AS termasuk buah kering, anggur, dan pipa baja serta tambahan 25 persen untuk produk daging babi dan aluminium daur ulang.

"Perang dagang tersebut tentunya bisa menggangu kinerja perdagangan Indonesia. Sebab, Indonesia akan kesulitan melakukan ekspor. Lebih jauh, baik AS dan China bisa saja mengalihkan produknya ke negara lain termasuk Indonesia dengan harga yang murah. Barang-barang yang bisa menyerbu pasar domestik kita antara lain baja, buah-buahan, dan kedelai. Jika itu sampai terjadi, maka siap-siaplah kita kebanjiran impor. Lebih-lebih pemerintah sekarang ini lagi demam impor. Semua diimpor. Bahkan, cangkul pun diimpor," keluh Heri.

Dipaparkan politisi dari dapil Jabar IV ini, AS dan China mewakili 40 persen perekonomian global. Keduanya adalah negara yang bisa memproduksi barang-barang jadi dari yang konvensional sampai high-tech. Hanya saja, lanjut Heri, keunggulan China ada pada kecakapannya mencipta barang-barang canggih dengan harga murah, karena keunggulan komparatifnya pada tenaga kerja yang murah.

"Hubungan dagang AS-China sudah berlangsung 20 tahun. Kedua negara ini seringkali berkompetisi ketat dalam perdagangan. Bagi mereka, perdagangan adalah bagian dari legitimasi politik. Selama hubungan dagang itu, China dianggap telah mendapat keuntungan, sementara AS merugi. Apalagi, di 2030 nanti China diprediksi akan menggeser AS sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia," tutup Heri.(mh/sf/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Perang Dagang AS-China
 
  Pemerintah Harus Siapkan Strategi Hadapi Perang Dagang AS-China
  Perang Dagang AS-China: Trump Terapkan Bea Masuk 10% Barang Impor China
  Legislator Minta Pemerintah Waspadai Dampak Perang Dagang AS - China
  Dampak Perang Dagang AS-China, Rupiah Makin Terdepresiasi
  Perang Dagang AS-China Bisa Berlangsung Lama
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2